Setelah sebelumnya kita sudah membahas mengenai Energy Damage Model yang dikemukakan oleh Viner, maka selanjutnya kita akan melihat bagimana aplikasi penggunaannya beserta contoh studi kasusnya.
Aplikasi Energy Damage Model
Energi listrik dapat digunakan untuk mengoperasikan dan menggerakkan komponen mekanik mesin. Selain bahaya tertentu yang terkait dengan listrik, energi listrik dapat diubah menjadi berbagai jenis energi, masing-masing mewakili berbagai jenis bahaya. Biasanya, bahaya yang paling mudah diidentifikasi adalah mereka yang berhubungan dengan energi kinetik dari komponen bergerak. Berbagai variasi bentuk dan ukuran operasi mesin komponen dalam gerakan linear atau rotasi memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan kepada orang-orang. Secara umum, rekognisi jenis bahaya yang sederhana, seperti gerakan komponen sering terlihat. Selain itu, seseorang mungkin akan mengalami kecelakaan oleh komponen mesin stasioner, misalnya tepi yang tajam dari mesin dapat menyebabkan lecet jika kontak dibuat oleh orang yang bergerak (melalui energi kinetik mereka sendiri).
Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk energi lain selain energi kinetik. Contohnya antara lain, dapat diubah menjadi energi potensial, seperti tekanan yang disimpan gas atau cairan yang tersimpan dalam pneumatik dan sistem hidrolik, atau dengan energi yang tersimpan dalam komponen mesin atau energi potensial gravitasi, seperti ram yang ditahan atas dies dalam mesin press.
Rekognisi bahaya yang berhubungan dengan energi potensial tersebut lebih sulit karena bahaya mungkin tidak mudah terlihat. Dalam kebanyakan kasus, butuh keahlian tehnikal yang tinggi dan pemahaman yang lebih besar dari desain mesin spesifik untuk mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan energi yang tersimpan.
Studi Kasus
Source: https://www.kerjausaha.com/2015/04/ini-ancaman-dan-tantangan-bisnis-sepatu.html |
Intensitas bising lingkungan tempat kerja diatas 85 dB dtemukan di bagian sewing, assembling, pendengaran akibat bising pada tenaga kerja yang terpajan bising diatas 85 dB sebesar 11,7%.
1. Penyebab Kecelakaan Berdasarkan Energy Damage Model (Viner, 1991)
Sesuai dengan konsep the damaging energy, bahwa kecelakaan bermula dari sumber energi yang mengenai penerima melebihi ambang batas kemampuan penerima. Dalam hal ini bising yang termasuk sebagai energi akustik. Tanpa disadari ternyata ada beberapa mesin yang memiliki intensitas kebisingan diatas 85dB yang menyebabkan gangguang pendengaran pada pekerja.
2. Upaya Pencegahan Berdasarkan Energy Damage Model (Viner, 1991)
- Sumber bahaya
Yang menjadi sumber bahaya adalah mesin. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan mengganti mesin dengan yang lebih rendah tingkat kebisingannya atau menggunakan peredam suara pada mesin. - Sepanjang aliran energi
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan jalan memindahkan area kerja, memasang dinding kedap suara atau mengatur jarak antara mesin dengan pekerja. - Pendekatan pada penerima
Dilakukan dengan menggunakan APD pada pekerja.
Semoga Bermanfaat,
Silahkan share di sosial media dan tinggalkan komentar Anda jika ada yang ingin ditanyakan.
Salam,
Anak KaTiga
No comments:
Post a Comment