Tuesday, April 10, 2018

Pekerja Berisiko Noise Induces Hearing Loss (NIHL)


Sebelum mempelajari lebih lanjut mengenai hearing loss, alangkah lebih baik teman-teman membaca terlebih dahulu anatomi dan fisiologi sistem pendengaran, serta penyebab utama NIHL, yaitu kebisingan agar dapat memahami kasus NIHL lebih baik


Sumber: https://goldage.com.au/wp-content/uploads/2017/05/Hearing-Loss.jpg


Hearing Loss

Gangguan pendengaran (hearing loss) adalah ketidakmampuan telinga dalam mendengar baik secara parsial maupun total pada salah satu telinga ataupun keduanya (Connelly, 2005).

Jenis gangguan pendengaran (hearing loss) diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:

a. Gangguan pendengaran konduktif
Gangguan pendengaran konduktif adalah gangguan pendengaran yang disebabkan karena kelainan pada membran timpani, telinga tengah dan kanal telinga eksterna (Susanto, 2010). Gangguan ini menyebabkan suara yang mencapai koklea berkurang, hal ini dikarenakan adanya hambatan yang berupa kondisi ataupun penyakit pada telinga luar atau telinga dalam. Gangguan pendengaran ini dapat disembuhkan.

b. Gangguan pendengaran sensorineural
Gangguan pendengaran ini adalah gangguan pendengaran yang disebabkan karena kerusakan pada koklea, saraf pendengaran dan batang otak. gangguan pendengaran ini dapat mengakibatkan berkurangnya intensitas suara dan berkurangnya kejelasan suara dan tidak dapat disembuhkan. Gangguan ini adalah gangguan yang sering terjadi.

c. Gangguan pendengaran campuran
Gangguan ini adalah campuran dari gangguan konduktif dan sensorineural.



Noise Induced Hearing Loss (NIHL)

Sedangkan, NIHL (Noise Induced Hearing Loss) adalah kehilangan fungsi pendengaran karena pajanan bising secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama (Kirchner, et.al, 2012: 106).

Gangguan pendengaran akibat bising merupakan penyakit akibat kerja yang sering dijumpai di banyak pekerja industri, Gangguan pendengaran tersebut biasanya bilateral tetapi dapat juga unilateral. Gangguan biasanya mengenai nada tinggi dan terdapat takik di frekuensi 4000 Hz pada gambaran audiogramnya. Pada tahap awal gangguan itu hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan audiometri. Gejala awal biasanya adanya keluhan berdenging di telingnya.

Gangguan pendengaran jenis sensorineural terjadi akibat kerusakan struktur di koklea yaitu kerusakan pada sel-sel rambut di organ korti. Gangguan pendengaran akibat bising dapat ringan sampai berat akibat pajanan bising yang berlangsung lama, yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut yang juga terjadi bertahap, perlahan-lahan sehingga tidak disadari oleh para pekerja. Pada tahap yang berat dapat mengganggu komunikasi, sehingga mempengaruhi kehidupan sosialnya. Gangguan pendengaran akibat bising bersifat menetap dan tidak dapat disembuhkan, oleh karena itu pencegahan sangat penting (Bashiruddin, 2009).



Pekerja Beresiko NIHL
  1. Pekerja tambang
    Karena biasanya mereka menghadapi alat alat berat yang menghasilkan kebisingan. Selain itu, pekerja tambang yang bertugas pada bagian blasting juga menghadapi kebisingan pada saat peledakan itu sendiri. 
  2. Pekerja yang menggunakan mesin-mesin berat, seperti pada proses percetakan besi dan proses penempaan, pekerja di penggalian yang melakukan pengeboran dan peledakan, serta pengemudi kendaraan dengan mesin pembakaran yang kuat seperti pesawat terbang, truk, bajaj, dan kendaraan kontruksi. 
  3. Beberapa pekerja lain yang beresiko terhadap NIHL yaitu pekerja yang menggunakan mesin-mesin jet, pembuat terowongan, pekerja dengan mesin tekstil, dan lain lain (WHO, n.d.)

Selanjutnya, untuk mengetahui gejala klinis kasus NIHL klik disini dan untuk pengendaliannya dapat diklik disini.



Semoga bermanfaat,

Salam,
Anak KaTiga


-----
Referensi:

-Bashiruddin, J. 2009, ‘Program konservasi pendengaran pada pekerja yang terpajan bising industri’, Majalah Kedokteran Indonesia, [online], vol. 59, no.1, pp. 16-19. Dari: indonesia.digitaljournals.org/index.../609

-Connelly, P. 2005. ‘Hearing loss’, Your Guide to Better Hearing, [online], Better Hearing Institute, pp. 4-6. Dari: http://www.betterhearing.org/pdfs/e-Guides/YourGuideBuyingHearingAids.pdf

-Kirchner, et.al. 2012. ‘Occupational noise-induced hearing loss’, Journal of Occupational and Environment Medicine, [online], American College of Occupational and Environmental Medicine (ACOEM), Vol. 54, No. 1, pp. 106. Dari: http://www.acoem.org/uploadedFiles/Public_Affairs/Policies_And_Position_Statements/Occupational%20Noise-Induced%20Hearing%20Loss.pdf
-Susanto, 2010. Resiko Gangguan Pendengaran pada NeonatusHiperbilirubinemia, [online], Universitas Diponegoro, Dari: http//www.eprints.undip.ac.id/29093/3/Bab_2.pdf

-WHO. (n.d.). Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC

No comments:

Post a Comment

Rekomendasi Artikel Lain Untuk Anda: